We are "The Fighter" family

We are "The Fighter" family
Alamat kami : Jl. Pahlawan Revolusi, Komplek Aggaran No. 12, Pondok Bambu, Jakarta Timur. Tlp rumah : 021 - 86603637

8.6.08

Road to Paris, on leisure story

Perjalanan kami ke Perancis dalam rangka pameran tentu tidak kami lewatkan untuk jalan2 menikmati keindahan dan tempat2 wisata di kota Paris. Di hari pertama pada saat saya diajak nonton Muslim Expo oleh dua orang teman Perancis saya diajak untuk mampir sholat di masjid besarnya Paris yang juga berfungsi sebagai Islamic Center. Masjid ini terletak di tengah2 kota Paris dan dibangun oleh tentara Aljazair yang terkena wajib militer dari pemerintah Perancis pada masa Perang Dunia ke dua. Pada awalnya bangunan ini bukan bangunan masjid seperti yang kita bayangkan, bahkan hanya berupa sebuah rumah seperti gudang. Tetapi lambat laun, seiring perkembangan Islam di Perancis, bangunan ini pun mulai dirombak, dan sekarang benar2 tampak seperti masjid, dengan arsitektur bergaya Maghribi. Satu fenomena menarik yang saya temui, bahwa dimasjid ini banyak sekali turis yang datang, kebanyakan mereka dari Eropa dan sekitarnya. Jadi waktu saya masuk, ternyata takmir masjidnya menyediakan semacam guide yang mendampingi dan menerangkan tentang fungsi masjid dan agama Islam secara umum kepada pengunjung yang datang. Menurut teman saya, di Eropa ini meskipun Islamophobia gencar, tetapi sebenarnya perkembangan Islam lebih gencar lagi, dan itu berasal dari keingintahuan masyarakat Eropa akan Islam, dan ketika mereka tahu setelah belajar banyak tentang Islam, kebanyakan mereka kembali dalam pelukan Dienul Islam. Sayang selama di Perancis, istri saya belum mencicipi sholat di masjid besar Paris ini. Tapi itu malah menjadi cambuk baginya, bahwa suatu saat nanti kita pasti kembali...

Sore harinya setelah saya kembali ke KBRI, istri saya mengajak jalan2 menyusuri sungai Shein sambil menikmati pemandangan menara Eiffel. Oiya, di Perancis ini matahari tenggelam pukul 10 malam. Jadi meskipun kami bilang sore hari (sekitar jam 18-19 malam) suasananya terang benderang dan matahari masih panas. Baru ketika mulai masuk jam 21 senja mulai temaram. Kadang kondisi ini melenakan, kami pikir masih siang tapi ternyata sudah cukup larut bagi kita di Jakarta, jadi badan capek tapi tidak terasa, karena perasaan masih siang aja. Yang lucu kalau kita kerestoran, bilangnya mau dinner (makan malam) tapi suasananya lunch. Ya sudahlah, bagi kita kalau mau makan dalam keadaan Paris sudah malam itu berarti "menthong" atau sahur kali ya....hehehe. Selesai kami menyusuri sungai Shein, kami menyempatkan berfoto di monumen Diana, yang berada tepat persis diatas terowongan tempat Lady Diana dan kekasih gelapnya mati kecelakaan. Konon, ketika polisi forensik memeriksa mayat Mas Dody Alfayed, didompetnya ditemukan secarik kertas berisi sebait puisi cantik untuk sang Lady, berikut kutipan puisinya :

"Diana"

"Digunung tinggi kutemui
Gadis manis putri paman petani Inggris
Cantik menarik menawan hati, Diana namanya manja sekali"

"Waktu aku mengikat janji
Kubelikan cincin bermata jeli
Tapi apa yang kualami, paman petani Inggris marah ku dibenci"

"Diana, Diana kekasihku
Bilang pada orangtuamu
Cincin yang bermata jeli itu, tanda cinta kasih sayangku"

Made in the city of love, Paris, only for my Lady
by Dody Alfayed, monggooooo...


Monumen Lady Diana, tepat diatas terowongan tempat
dia tewas kecelakaan


Masjid Besar Paris dengan gaya Maghribi, tampak depan


Mimi lan mintuno, bergaya khas Batik Indonesia
ditepi sungai Shein, berlatar Eiffel


Jalansutra, Paris
Abdul Rahman Hantiar

No comments: