Di profil saya ada sebuah kalimat tentang "kisah pinjam meminjam". Kisah apa itu? Begini ceritanya...
Demi efisiensi saya menyulap ruangan diatas rumah saya menjadi sebuah kantor atau istilah kerennya jaman sekarang SOHO (Small Office Home Office), walaupun terkadang saya kesulitan untuk menggiring klien-klien saya untuk meeting di tempat yang saya sebut "kantor" itu, karena selain tempatnya yang masuk dipemukiman padat penduduk, pembantu saya sering sekali nyuci didepan rumah sehingga tidak lucu kan kalau saya menggiring klien yang berpotensi memberi omset jutaan sambil berjalan melewati orang lagi asyik nyuci pakaian-pakaian "private" saya. Alhasil, hanya untuk mengatasi problem meeting inilah saya dipinjemin sebuah meja makan pribadi di restaurant Hotel Grand Hyaat. Sekali lagi "dipinjemin", karena memiliki sebuah meja pribadi disebuah restaurant hotel sekelas Grand Hyaat bagi saya pun tetap tidak mungkin untuk saat ini. Yang akhirnya membuat saya agak naik kelas karena tempat meeting saya bersama kolega bernama Grand Cafe Grand Hyatt Hotel. Walaupun sesekali saya harus ngalah jika waktunya berbenturan karena pemilik sahnya sedang makan dimejanya.
Ramadhan kemarin adalah ramadhan pertama yang coba saya lalui secara kaffah setelah mengalami masa hijrah dari saat2 jahiliyah saya. Dan di bulan itulah ada seorang sahabat asing saya yang mengenalkan koleganya dari Singapore. Seorang Vice President sebuah perusahaan IT yang berkantor pusat di India. Dia berencana mencari local partner di Indonesia yang tentunya sahabat saya berpikir tentu cocok jika dikenalkan dengan saya karena memang bisnis saya IT. Akhirnya disepakatilah kerjasama bisnis antara perusahaan kami dan perusahaan Singapore tersebut. Sebagai langkah awal dia meminjam alamat kantor saya yang notabene alamat rumah saya juga sebagai alamat kantor cabangnya di Indonesia. Dalam hati saya tertawa geli membayangkan ekspresi wajahnya ketika berkunjung kekantornya nanti di Indonesia ternyata ada ibu2 tua sedang bersenandung sambil tangannya penuh busa sabun lagi asyik nyuci pakaian. Tetapi tidak apa, yang penting berkat kebaikan saya meminjamkan alamat kantor saya, kolega saya tersebut sudah langsung memiliki kantor cabang di Indonesia tanpa perlu repot mengurus tetek bengek birokrasi pendirian perusahaan baru. Dan yang pasti saya siap mempertanggungjawabkan eksistensi kantor cabangnya di Indonesia.
Bagi seorang usahawan, pinjam meminjam bukanlah hal yang tabu. Tentu pinjam meminjam disini harus dalam kerangka yang positif untuk mendukung sebuah eksistensi bisnis. Dan yang paling penting, harus disiapkan mental penuh tanggung jawab, saling terbuka dan menjunjung tinggi komitmen yang telah disepakati dalam acara pinjam meminjam tersebut. Jangan malah dijadikan kesempatan untuk ngemplang dan memanfaatkan kesempatan dibalik kebaikan orang lain.
28.12.05
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment