Kali ini saya merasakan tak ada hal apapun didunia ini yang bisa menghentikan cita-cita saya untuk mengejar mimpi di Jakarta. Proyek pertama saya adalah ”Sistem Laporan Bulanan Departemen Perhubungan Berbasis Web”
Sistem ini berbasis web, merupakan sebuah sistem yang menampung seluruh laporan aktifitas yang terkait dengan operasional Departemen Perhubungan di seluruh Indonesia. Setiap dinas perhubungan, administrasi pelabuhan dan angkasa pura di seluruh Indonesia melaporkan laporan bulanannya ke pusat melalui sistem ini. Pada dasarnya website Dephub sudah ada, jadi sistem ini hanya salah satu feature yang di dalam website-nya.
Karena masih awal, untuk proses tender saya pinjam salah satu perusahaan yang ada di Jakarta, kebetulan saya tidak bertemu langsung, tetapi melalui jasa seorang teman. Kalau anda suka memperhatikan sistem pemenangan proyek di instansi pemerintah, maka anda akan temukan banyak sekali praktek percaloan disana, mulai dari :
- Calo proyek, biasanya adalah orang luar, yang punya koneksi dengan ”orang dalam” di bagian perencanaan yang akan memberi informasi proyek-proyek apa saja yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran berjalan. Informasi inilah yang akan menjadi barang dagangan orang luar tadi. Tentunya dia akan mencari rekanan yang akan mengerjakan proyek-proyek yang sudah dia ketahui informasinya. Dengan rekanan tersebutlah dia minta fee, yang biasanya akan dibaginya dengan ”orang dalam” yang memberinya informasi proyek tersebut.
- Calo perusahaan, adalah orang luar yang memiliki koneksi dengan perusahaan yang sudah memenuhi syarat untuk mengikuti tender-tender di pemerintah. Calo ini menawarkan jasa pinjam bendera untuk pemenang lelang sampai ke perusahaan pendamping. Biasanya dia bekerjasama dengan calo proyek. Semua urusan administrasi lelang dia sediakan, mulai dari tahap pendaftaran lelang, pemasukan penawaran, penyediaan garansi bank, surat referensi bank, pengisian RKS dll. Si pelaksana proyek tinggal terima beres saja, semua administrasi sudah diurus sama si calo perusahaan ini. Begitu juga dengan panitia lelangnya, mereka juga terima beres saja, semua urusan perusahaan pendamping lelang, pengumuman di koran, sampai pengaturan siapa pemenang lelangnya sudah ditangani oleh calo perusahaan ini. Tentunya semua praktik kongkalingkong ini syarat wajibnya adalah rapi dan terkoordinasi antara panitia lelang, pemenang proyek dan calo perusahaan
- Yang ini bukan calo, tetapi menjadi salah satu pihak yang masuk dalam lingkaran sistem pelaksanaan tender di instansi pemerintah, yaitu pelaksana proyek. Biasanya adalah pihak yang mengerjakan proyek sampai pada tahap akhir dan termasuk juga pihak yang menyediakan modal kerja untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut. Biasanya pihak inilah yang menjadi obyek penderita dari dua sisi. Dari sisi pemberi pekerjaan (pihak instansi) merasa bahwa pelaksana proyek adalah ”Bos” dan pihak yang mendapat uang besar dari hasil pelaksanaan proyek tersebut, sehingga tidak jarang mereka meminta ”jatah” kepada pelaksana proyek. Dari sisi teknis, biasanya pihak pelaksana proyek sering dikejar-kejar deadline, dan jika ada kesalahan pada administrasi yang dikerjakan oleh calo perusahaan, maka pihak pelaksanalah orang pertama yang akan dicecar, karena biasanya si calo sudah menghilang dengan uang fee hasil dia ngurus administrasi dalam proses lelang.
Di proyek pertama tersebut, saya ada dalam posisi pelaksana proyek. Jadi saya yang menyediakan programmer untuk pembangunan sistem, presentasi, instalasi sampai pada tahap pelatihan. Semua urusan tetek bengek pelelangan saya serahkan sama calo perusahaan dan panitia lelang. Saya tinggal bayar saja fee mereka.
Bagaimana kok saya bisa menjadi pelaksana proyek? Ternyata proposal WorkFlow yang tahun lalu saya ajukan dengan PT. BIA masih disimpan oleh Pimpinan di Dephub, sehingga ketika ada proyek IT, saya dipanggil dan ditanya kesanggupan untuk mengerjakan ”Sistem Laporan Bulanan Departemen Perhubungan Berbasis Web” ini. Setelah saya sanggupi, maka diaturlah semua proses kongkalingkong dalam pelaksanaan tendernya. Oiya, proyek ini terjadi ditahun 2003, jamannya Presiden Megawati, dimana masa jahiliyah masih menyelimuti sistem pemerintahan di Indonesia kala itu, kalau sekarang sih saya sudah menjumpai praktek-praktek seperti ini mulai jarang karena orang-orang sudah takut dengan 3 huruf...KPK
22.7.07
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
memang mas..tp memang sudah berkurang tp tetap saja masih ada hal-hal seperti itu..dari pihak pertamanya sudah ada kong kalikong y mw gmn lage..:((
APAKAH ANDA PRIA BISNIS / WANITA, A PEKERJA DI ORGANISASI, Wiraswasta? Membutuhkan pinjaman pribadi untuk bisnis tanpa stres, Jika demikian, hubungi kami hari ini, kami menawarkan pinjaman musim Natal di tingkat bunga rendah dari 2%, Anda dapat mulai bulan baru dengan senyum di wajah Anda, keselamatan, kebahagiaan kami pelanggan adalah kekuatan kita. Jika Anda tertarik, mengisi formulir aplikasi pinjaman di bawah:
Informasi Peminjam:
Nama lengkap: _______________
Negara: __________________
Seks: ______________________
Usia: ______________________
Jumlah Pinjaman Dibutuhkan: _______
Durasi Pinjaman: ____________
Tujuan pinjaman: _____________
Nomor ponsel: ________
Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi kami sekarang melalui email: gloryloanfirm@gmail.com
Post a Comment